Friday, December 23, 2011

Sejarah Perguruan Silat Sin Lam Ba




Para Tokoh Pendiri Sinlamba
Sejarah Ilmu Sin Lam Ba berasal dari H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten. Syekh Abdul Karim Banten, tokoh tarekat Qadiriyyah yang terkenal di Asia Tenggara di akhir abad 19 (salah satu Imam Masjid di Mekah, berdasarkan keterangan keluarga beliau). Setelah pecahnya perang Banten yang digagalkan Belanda 1888, putra-putra beliau menyingkir ke pedalaman Kerawang Utara (tujuan pertamanya ingin ke Sultan Agung di Demak, karena suatu hal mereka terdampar di daerah Karawang Pantai Pakis Kertajaya) sekitar 15 KM Timur Laut Rengas Dengklok dan mendirikan sebuah pesantren.


Rombongan ini di pimpin putra beliau yang belakangan di kenal dengan nama H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten (wafat ± 1939-an dalam usia hampir 100 tahun) yang kemudian memberikan pengajaran ilmu Hikmah kepada Pak Toha bin Sieng dari Betawi (Tebet-Menteng Dalam) dan dilanjutkan (oleh salah satu muridnya Alm. H. Harun Achmad).
Sebelumnya, Pak Toha bin Sieng yang lahir pada tanggal 15 Agustus 1889 dan wafat pada tanggal 8 Desember 1957, merupakan opsir Belanda Desersi (seorang tokoh pendekar yang disegani di Betawi), dan kemudian berniat pergi mencari ilmu Hikmah (sekitar tahun 1934) ke daerah Kulon (Banten). Ditengah perjalanan di dalam kereta api, Pak Toha bin Sieng bertemu dengan seorang kakek-kakek/sosok orang tua, dia menyuruh Pak Toha untuk pergi ke daerah Wetan (Karawang). Konon setelah memberitahu kepada Pak Toha, kakek-kakek/orang tua tersebut menghilang/dicari lagi sudah tidak ada ditempatnya. Akhirnya Pak Toha bin Sieng menuruti nasehatnya untuk pergi ke suatu tempat yang ternyata pesantren milik bapak H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten dengan tujuan untuk menuntut ilmu Hikmah karena secara ilmu kependekaran (istilahnya) bapak Toha merasa sudah cukup, karena konon di Betawi dia sudah dikenal di dunia persilatan pada masa itu (pendekar Toha dari Betawi).
Singkat cerita di pesantren tersebut Pak Toha bin Sieng tidak langsung diberi ilmu Hikmah, melainkan beliau diberi tugas sebagai Marbot (penjaga masjid), yang bertugas untuk membersihkan masjid dan mengisi air untuk berwudhu. Setelah 2 tahun 10 bulan (Dua Tahun Sepuluh Bulan) berselang, barulah. H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten mengijinkan Pak Toha bin Sieng (dan enam putra H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten). Untuk mengambil salah satu Manuskrip/kitab (gulungan rokok kaung) yang ada di langit-langit masjid (dilakukan pada waktu malam Jum’at pada saat Nisfu syah’ban menjelang bulan Ramadhan). Gulungan yang terdapat di dalam salah satu kumpulan kaleng rokok kaung (kumpulan kulit jagung) salah satu gulungan yang diambil bertulisan huruf arab gundul yang dapat diartikan “ Intisari dari ilmu keberkahan dunia dan akhirat dan “ ilmu yang bekerja jika dizalimi orang lain “ merupakan salah satu ilmu yang terkandung di dalamnya, kemudian H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten memberikan wejangan dan amalan (Zikir) kepada Pak Toha bin Sieng.
Setelah 2 tahun 10 bulan (dua tahun sepuluh bulan) meninggalkan Betawi, Pak Toha bin Sieng kembali ke Betawi (Tebet) sekitar tahun 1937. Sesampainya di Tebet keluarganya kaget melihat kedatangan Pak Toha bin Sieng yang dikira telah meninggal. Setelah itu Pak Toha bin Sieng bertemu dengan adiknya yang sudah lama mencarinya. Adiknya yang juga seorang jawara, penasaran akan ilmu yang didapat oleh kakaknya itu. Setelah menceritakan tentang ilmu yang didapat dari H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten, Pak Toha bin Sieng masih belum bisa mengerti atau memahami fungsi dan kegunaan ilmu tersebut. Sang adik pun disuruh oleh Pak Toha bin Sieng untuk menyerangnya dari dapur (serangan pukulan jarak jauh), tiba-tiba dari ruangan tamu, Pak Toha bin Sieng terkejut mendengar suara gaduh dari arah dapur. Di lihatnya sang adik menggelepar seperti ayam terpotong di dapur (dekat tungku). Dengan kebingungan Pak Toha bin Sieng menyembuhkannya secara spontan dengan menyebut Bismillah, Istighfar dan Allahu Akbar, lalu mengusapkan (dikebet) tangannya ke tubuh adiknya itu, setelah itu adiknya kembali sadar seperti semula.
Dan dari peristiwa itu Pak Toha bin Sieng baru menyadari salah satu manfaat ilmu yang didapat dari H.Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten. Setelah itu barulah Pak Toha bin Sieng mengajarkan dan mengembangkan jurus silat tangan kosong dan jurus golok muka dua (jurus Pak Toha (1938-1957). Selain itu Pak Toha juga mengajarkan Ilmu Hikmah (Tenaga Dalam), yang didapatkan dari H. Oddo bin Syekh Abdul Karim. Tak lama berselang dalam tafakur malamnya ± 40 hari, Pak Toha menciptakan suatu jurus tenaga dalam Ilmu Hikmah, yang niat awalnya untuk mempersatukan semua murid yang belajar ilmu silat luar (tangan kosong/jurus golok) dan tenaga dalam (Ilmu Hikmah) baik dari kalangan keluarga maupun masyarakat umum. Jurus itu bernama Langkah Lima, dan hingga sekarang jurus itu dipakai sebagai jurus wajib bagi setiap ikhwan/akhwad (murid-murid) PS. Sin Lam Ba di seluruh pelosok nusantara.
Ada beberapa periode perjalanan & perkembangan PS. Sin Lam Ba, yaitu :

1. Periode Kepemimpinan Bpak Moh. Toha bin Sieng.
Pada saat itu Pak Toha belum memberikan nama Sin Lam Ba. Masyarakat umum lebih banyak mengenal ilmu yang diajarkan Pak Toha itu sebagai ilmu kontak, Ilmu Bathin, Ilmu Setrum, Ilmu Lembu Sekilan, Ilmu Jeblak, dan lain –lain.
Sekitar tahun 1952 atas saran adik ipar Pak Toha bin Sieng yaitu H. Harun Achmad bin Achmad, yang lahir pada tanggal 12 Desember 1923 dan wafat pada tanggal 24 Oktober 1997, beliau berserta murid lainnya mengadakan suatu pertemuan yang berlangsung di Tebet Timur - Jakarta Selatan. Pertemuan itu membahas masalah nama perguruan. Atas saran dari H. Toyib bin Fulan (seorang tokoh ulama dari Tebet Timur/guru ngajinya H. Harun Achmad bin Achmad), maka terbentuklah suatu nama perguruan yaitu “Sin Lam Ba” (Saudara Lahir Batin). Semenjak itu meluaslah nama Sin Lam Ba ke setiap daerah Nusantara, termasuk dikalangan warga keturunan Cina di daerah Kota, Golodok - Jakarta. Dan semenjak itu pula kalangan perguruan silat Tenaga Dalam mengakui bahwa Sin Lam Ba merupakan perguruan Tenaga Dalam tertua di Betawi (Jakarta).
Sebagai perguruan Tenaga Dalam yang tertua, maka wajar jika Sin Lam Ba dapat disebut sebagai sumber inpirasi dari perguruan-perguruan Tenaga Dalam yang berkibar setelah era 1950-an. Salah satu perguruan Tenaga Dalam (Ilmu Hikmah) yang masih dibawah garis keilmuan/kepewarisan dengan Sin Lam Ba yaitu perguruan “Al-Hikmah “ yang didirikan oleh H. Syaki Abdul Syukur/Abah Syaki/Ki Syaki dari Cisoka. Abah Syaki mendapat ilmu dari H. Iri. H. Iri sendiri merupakan salah satu murid dari Pak Toha bin Sieng. (bisa dibilang H. Iri adalah murid generasi ke-III pak Toha). Jadi, Abah Syaki/Ki Syaki TIDAK BEAJAR LANGSUNG dengan Pa Toha bin Sieng. (sebagaimana yang dijelaskan H. Abdul Rauf Achmad sebagai adik ipar sekaligus assistennya pa Toha bin Sieng kemanapun pa Toha mengajar silat dari Jakarta-Bogor-Bekasi dan sekitarnya)
Dan sekaligus men-klarifikasi bahwa di daerah Kebon Baru - Tebet Jak-Sel, ada orang yang bernama Toha juga namun bukan Toha bin Sieng. Pa Toha  Kebon Baru memang benar belajar ilmu ini dari seorang guru Al Hikmah sehingga ada kerancuan dikalangan masyarkat dunia persilatan bahwa pa Toha bin Sieng (Moh Toha bin Sieng) belajar Al Hikmah atw PS. Sin Lam Ba bersumber dari Perguruan Al Hikmah, itu SALAH.
Pada zaman Pa Toha bin Sieng, perkembangan perguruan Saudara Lahir Batin (Sin Lam Ba) waktu itu sangat luas sehingga tidak menutup kemungkinan adanya anggota2 yg benar2 ingin belajar dan yg ingin tahu saja serta yg punyab misi khusus, seperti menambah bekal ilmu silatnya untuk dikembangkan lagi ditempat ia belajar silat agar lebih lengkap seklain silat fisiknya sehingga  pd zaman itu pula ada bebrapa anggota yg mndirikan perguruan sendiri dgn pelajarn yg mirip dgn yg diajarkan pa Toha dan saat itu ada yg bisa diselasaikan secara kekeluargaan namun ada juga yg tdk bisa.
Pada zaman kepemimpinan Pa Toha bin Sieng, penerimaan anggota/murid sangat terbuka bagi siapa saja sehingga semakin banyaklah orang-orang yang ingin mempelajari ilmu kontak dari Pa Toha bin Sieng. Sehingga saking terbukanya penerimaan anggota pada saat itu maka tidak menutup kemungkinan, para pendekar/jawara dan ahli silat dari segala penjuru tanah air berdatangan ingin memperoleh ilmu tersebut. Karena tidak adanya filter/proteksi pada zaman itu maka tidaklah heran banyak beberapa perguruan silat/pelajaran tenaga dalam sekarang ini yang mirip2 dengan pelajaran PS. Sin Lam Ba saat ini. Ini karena zaman itu Indonesia masih mengalami penjajahan dari Belanda sehingga misi dari alm. pa Toha bin Sieng adalah memberi bekal tambahan kepada pemuda2/masyarakat dalam berjuang merebut & mempertahankan kemerdekaan.

2. Periode Kepemimpinan H. Harun bin Achmad
Sepeninggal Pak Toha (1957) PS. Sin Lam Ba mengalami kemunduran aktifitas masing-masing murid Pak Toha kehilangan orang dituakan. Setelah sekian tahun salah satu keluarga (adik ipar) yang juga merupakan murid Pak Toha Yaitu alm. H. Harun Achmad berhasil memajukan PS. Sin Lam Ba diberbagai daerah nusantara dan dibeberapa negara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Jepang. Kemudian atas saran para ulama di Tebet juga nama Sin Lam Ba yang tadinya berarti Saudara Lahir Bathin diperhalus secara Islami dengan Sa'adah (Bahagia), Latifah (Halus/bijaksana) dan Barokah (Berkah). Dengan filosofi yang terkandung di dalamnya adalah rasa kebahagian kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita, bukan harta yang membuat kita bahagia karena bila kita mensyukuri nikmat Allah, niscaya Allah akan menambahkan nikmat itu. Serta bersikap halus/lemah lembut dan bijaksana kepada siapa saja baik kawan maupun lawan, Insya Allah kita akan mendapatkan Berkah/serba berkecukupan - tidak sekedar materi tapi keberkahan yang lain yang tidak diduga-duga datangnya. Begitu pesan dan penuturan alm. bpk H. Harun Achmad (alm) kepada setiap anggota PS. Sin Lam Ba.
Dan tradisi peninggalan pa Toha bin Sieng dalam pensyariatan anggota juga dirubah dari penyediaan makan pisang, biskuit dan susu diganti dgn makan ala prasmanan, seperti makan nasi uduk betawi, semur rendang, semur jengkol, opor, dsb. dengan maksud menghindari kesalahan persepsi yg berkembang dlm memahami pemberian ilmu tsb kpd calon anggota sehingga terhindar dari hal2 yg berbau klenik yg mengarah ke syirik. Demikian pula dengan Amalan2 yg diberikan Pa Toha bin Sieng yang kurang Islami (menjurus kearah ke-batinan/ke-Jawen) DIHAPUSKAN oleh alm H. Harun Achmad dan diganti dengan do'a yang bersumbr langsung dri Al Qur'an dan Al Hadits dimana setiap do'a dicantumkan Nama Surat dan Ayat Al Qur'an serta sumber Hadits Shahi. Jadi singkatnya Periode alm. H. Harun Achmad sdh ada perbedaan dlm pemberian amalan dengn periode yg diajarkan alm bpk. Moh. Toha bin Sieng. Sifat amalan tsb. sbgai do'a yg dibaca setlah sholat 5 waktu bukan amalan khusus utk menambah/memperdlm ilmu Tenaga Dalam, dan tdk ada hubngannya, hanya pesan beliau (alm. H. Harun Achmad) bacalah do'a ini semata2 ikhlash karna Allah Ta’alla yg Insya Allah ada manfaat & barokahnya (tdk disebutkan manfaat utk apa, dimana setiap anggota/ikhwan/akhwat PS. Sin Lam Ba akan memperoleh manfaat & barokah dari Allah SWT, yang Insya Allah itu berbeda-beda/ tdk sama tergantung amal ibadahnya /ke-taqwaan ikhwan/akhwat masing2.
Sebagai tambahan informasi terakhir bahwa sejak jaman meninggalnya pak Toha bin Sieng banyak murid-murid beliau yang putus komunikasi sesama anggota/sulit dicari keberadaannya sehingga ada yang tetap mengembangkan garis keilmuan Sin Lam Ba dengan masih menggunakan nama Sin Lam Ba (saudara lahir batin), tapi ada juga yang sudah menggantinya antara lain : perguruan Al Hikmah, Al Barokah, Al Jabbar, dsb. (konon perguruan silat yang mirip-mirip sin lam ba dalam berlatihnya  menggunakan kedutan PERUT adalah masih garis keilmuan dari sin lam ba sendiri walau banyak dari pendiri perguruan tersebut tidak menjelaskan kepada anak/murid dan garis keturunannya tentang asal muasal ilmunya bahkan ada yg mengarang cerita bahwa ilmunya didapt dari semedi/bertapa/wangsit, dsb - menurut para sesepuh tenaga dalam). Pada zaman Pa Toha bin Sieng pun ada bebrapa yg mencoba berdiri sendiri dgn mngganti/membuat nama sendiri . Demikian pula zaman H. Harun Achmad, ada yang bernama Sin Lam Ba SEJATI (yang keilmuannya juga berasal dari gurunya yang katanya belajar dari Pak Toha bin Sieng). Kemudian periode garis keilmuan dari alm bpk H. Harun Achmad ada yang berganti nama yaitu : PPS Panca Daya yang dulu adalah Perwakilan/Cabang PS. Sin Lam Ba Depok (pendirinya perawat Sin Lam Ba Depok waktu itu, bpk. Gondo Soewandito yang dulu dikenal dengan 'Tai Chi dari Depok"), Al Inayah yg dulu adlah PS. Sin Lam Ba Cabang Bogor (pendirinya perawat Sin Lam Ba waktu itu bernama bpk. Achmad D. Danusaputra di IPB Bogor - terakhir berubah nama menjadi SEROJA PUTIH). Dan ada yang masih menggunakan nama Sin Lam Ba, yaitu : PPS Sin Lam Ba Cilandak, (pendirinya perawat alm. Ibrahim Adi) yg sekarang diteruskan oleh murid2nya yg bertempat tinggal di daerah Bintaro Jaya sektor 4 dan Sin Lam Ba (Saudara Lahir Batin) dan ada juga yang beralamat di Jl. Suci (Kramatjati) - Jakarta Timur (perawatnya pa Yaya). Sedangkan di daerah Leuwiliyang-Bogor juga ada yg mash mnggunakan Sin Lam Ba (Saudara Lahir Batin), yg mana mrka sumbernya berasal dari Pa Toha bin Sieng /pendirinya adalh salah seorang murid pa Toha bin Sieng. Hingga sekarang ini ada beberapa tempat di wilayah Nusantara yg memakai nama Sin Lam Ba namun tdk jelas asal usul keilmuannya, apa dari garis murid pa Toha bin Sieng atw H. Harun Achmad, seperti di daerah Sulawesi (Makassar & Gowa), Maluku, Papua, Aceh.
Masih banyak lagi tokoh-tokoh dunia persilatan baik itu Guru Besar perguruan silat /tokoh pendekar lain/ulama/Kyai yang belajar secara pribadi langsung dgn alm. H. Harun Achmad diantaranya, seperti : Pendiri Karate "Black Panther", dan beberapa pendekar Betawi/beberapa tokoh agama/Birokrat/selebrity yg sebagian besar mereka belajar secara pribadi bukan secara organisasi.
Dan untuk sementara ini PS. Sin Lam  Ba ber-Sekretariat Pusat di Jl. Tebet Timur VII i Jakarta Selatan Telp. (021) 830 6129 sedangkan Ketua Dewan Perawat dan Sesepuh PS Sin Lam Ba adalah adik kandung alm H. Harun Achmad yaitu H. Abdul Rauf bin Achmad (Cang Rauf) di daerah Menteng Dalam - Jakarta Selatan dekat TPU Menteng Pulo.
Demikianlah untuk sementara sejarah mengenai keberadaan - asal muasal keilmuan khususnya 'Tenaga Dalam' - dari Perguruan Silat Sin Lam Ba yang ada sekarang ini. Kami mohon maap kiraanya penjelasan ini terpaksa kami tampilkan disini agar semua pihak bisa MENGERTI & PAHAM akan sebuah Perjalanan Sejarah dari sebuah nama besar Perguruan Silat Sin Lam Ba, karena baik-buruknya/pahit-manisnya jalannya sebuah sejarah harus disampaikan, tidak boleh ditutup-tutupi dan tidak bisa dipungkiri dan disangkal selama saksi hidup/pelaku sejarah itu masih ada.

Narasumber:

1. Cucu Alm. H. Oddo bin Abdul Karim Banten
2. Alm. Hj. Dawiyah ( istri Alm. Pak Toha ) Bambu Apus Taman Mini-Jakarta Timur
3. Alm. H. Harun Achmad bin Achmad Kebon Baru-Tebet
4. Keluarga Bapak Sarbini Achmad ( Sesepuh Sin Lam Ba Tebet Timur – Jakarta Selatan)
5. H. Abdul Rauf ( Ketua Dewan Sesepuh Sin Lam Ba periode 1999-2003)



Silsilah Ilmu Perguruan Sin Lam Ba
Jika dibuat dalam sebuah bagan, maka silsilah keilmuan Perguruan Silat Sin Lam Ba adalah seperti tampak di bawah ini.















No comments:

Post a Comment