Latar Belakang
Instrumen pemanduan bakat cabang
pencak silat adalah untuk memberi pedoman dan arahan dalam menjaring calon
atlet pada cabang pencak silat dengan karakteristiknya. Dimana dalam pencapaian
prestasi dipandang perlu adanya misi dan visi yang sama agar proses pembinaan
berjalan dengan lancar baik ditingkat daerah maupun ditingkat Nasional.
Aspek
Antropometri
Antropometri adalah suatu teknik atau cara untuk
menentukkan dimensi bagian-bagian tubuh, dimana hasil antropometri memberikan
gambaran atau perkiraan tentang bentuk, besar dan komposisi tubuh baik dalam
keadaan normal maupun dikaitkan dengan lainnya. Biasanya besaran-besaran atau
angka-angka tersebut secara individual maupun dalam kelompok mempunyai arti
yang penting dalam usaha peningkatan prestasi olahraga khususnya Pencak Silat.
Pada periode pembibitan atau lebih dikenal dengan
istilah ‘talent scouting’, ukuran tersebut memberikan gambaran tentang
pertumbuhan dan perkembangan seorang calon atlet. Secara obyektif ini dapat
dipakai untuk memberikan gambaran dini adanya kemajuan atau penyimpangan,
karena proses latihan dan pembinaan.
Untuk
nomor-nomor Seni seperti Tunggal, Ganda dan Regu, perlu dicari juga tinggi dan
berat badan yang ideal, mengingat dalam katagori ini sangat ditunjang pada
penampilan dari luar, seperti kebenaran teknik, kebenaran logika gerak dan juga
keseragaman gerak. Sebagai contoh pada ganda dan regu, akan menjadi catatan
penting bila dicari atlet yang memiliki tinggi dan berat badan yang setara
antara satu sama lainnya dalam satu kelompok. Sehingga diharapkan kekompokkan
dan keserasian gerak akan lebih maksimal.
Aspek
Fisiologis
Aspek Fisiologis pada cabang pencak silat yang
dominan adalah disesuaikan sistem energi yang bekerja pada tiap katagori, untuk
katagori tanding, kemampuan Anaerob lebih besar dari pada aerob dengan
perbandingan kurang-lebih 60 : 40. Oleh sebab itu Komponen yang diharapkan
dimiliki pada katagori tanding adalah : Kecepatan, Reaksi, Kelincahan,
Koordinasi, Kekuatan, Dayatahan dan ditunjang dengan komponen keseimbangan,
kelentukkan, ketepatan.
Untuk Katagori Tunggal dan Regu, sistem energi yang
dibutuhkan antara anaerob dan aerob adalah 40 : 60, sehingga kemampuan
Dayatahan, Stamina Power menjadi
komponen penting. Sedang pada katagori Ganda sangat dibutuhkan komponen
dayatahan, stamina, power, kecepatan reaksi, koordinasi dan kekuatan.
Aspek
Ketrampilan Dasar
Aspek Ketrampilan Dasar yang dominan dimiliki atlet
pencak silat, pada katagori tanding adalah Kemampuan Sikap pasang, Pola
langkah, Tangkisan, Elakan, Serangan tangan, serangan kaki, menjatuhkan. Khusus
untuk katagori ganda ditambah kuncian dan bukaan kuncian.
Ketrampilan dasar yang dibutuhkan dalam pencak silat
memang memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan oleh cabang beladiri
lainnya, mengingat Pencak Silat merupakan budaya bangsa, sehingga unsur ‘seni’
dan ‘budaya’ masih terus dipertahankan sesuai dengan katagorinya.
Seorang pesilat tidak akan mendapat nilai dalam
pertandingan bila tidak melalui proses sikap pasang, adanya pola langkah
kemudian melakukan serang bela dan kembali kesikap pasang dalam satu rangkain
yang tidak terpisahkan. Jadi aspek ketrampilan dasar tersebut menjadi mutlak
dikuasai oleh calon pesilat agar dalam proses pembinaan ke tingkat yang lebih
tinggi dapat berkesinambungan.
Aspek Mental Emosional
Aspek mental Emosional sangat dibutuhkan dalam
olahraga beladiri, khususnya Pencak Silat, akan tetapi berbeda pada tiap
katagori :
Untuk Katagori Tanding aspek mental yang dominan
adalah, Percaya diri, Agresifitas, Persepsi Diri, dan Kebutuhan Berprestasi.
Sedang untuk katagori Tunggal : Percaya Diri, Persepsi Diri dan Motivasi. Untuk
katagori Ganda : Percaya Diri, Persepsi Diri, Empati
Aspek
mental dalam pencak silat tercantum dalam janji seorang pesilat pada ‘Prasetia Pesilat Indonesia’, sehingga
dalam pembinaannya seorang pesilat wajib memahami dan menjalankan prasetia
pesilat tersebut.
Instrumen
Kemampuan Dasar Biomotor.
Tes
Antropometri.
Pengukuran
komposisi tubuh pada calon atlet meliputi Pengukuran Indeks massa tubuh, dan Pengukuran lemak tubuh.
Pengkuran Indeks Masa Tubuh.
Tujuan : Untuk Mengetahui status Gizi
calon atlet Pencak Silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Mengukur Tinggi
Badan (meteran).
2.
Mengukur Berat Badan (Timbangan).
Petugas : 1. Pengukur Tinggi Badan.
2. Pengukur Berat Badan.
3.
Pencatat Skor.
Pelaksanaan :
Pengukuran
Tinggi Badan : Calon atlet berdiri tegak tanpa alas
menghadap lurus ke depan, Posisi kelapa
tegak, pandangan mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit
menempel pada dinding. Kemudian diukur dari bawah sampai kepala.
Pengukuran
Berat Badan : Peserta calon atlet berdiri di atas
timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa alas, untuk putra
telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standart.
Penilaian :
Skor tinggi badan dicatat dalam satuam cm, dengan ketelitian 0.1 cm. Skor berat
badan dicatat dalam satuam kg, dengan ketelitian 0.1 kg. Penilaian Indeks Massa
Tubuh atau Body mass Index (BMI) dapat ditentukan dengan cara
menggunakan rumus sebagai berikut :
BB
(Kg)
BMI = ________________
TB
(m)2
Keterangan
:
BMI :
Body mass Index (Indek Masa Tubuh)
BB (Kg) :
Berat Badan dengan satuan kg.
TB (cm)2 : Tinggi badan dengan satuan M kuadrat
Contoh :
Berat
badan Lamech 55 Kg, dan Tinggi Badan 1.65 M, maka Indeks masa tubuh (BMI) =
20.20
(Hasil
perhitungan ini selanjtnya dikonversikan pada table 1.)
Tabel
1. Norma Persentasi Lemak Tubuh Calon
Atlet Pencak Silat.
Katagori
|
Skor
|
Putra
|
Putri
|
Kurang
|
1
|
< 5 %
|
< 10 %
|
Sangat Baik
|
5
|
5 – 10 %
|
10 – 15 %
|
Baik
|
4
|
11 – 14 %
|
16 – 19 %
|
Sedang
|
3
|
15 – 17 %
|
20 – 24 %
|
Lebih
|
2
|
18 – 19 %
|
25 – 29 %
|
Gemuk
|
1
|
> 20 %
|
> 30 %
|
2.Tes
Kemampuan Kecepatan
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan kecepatan berlari
calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan lari 20
meter.
2. Stop Watch.
3.
Pluit/bendera.
Petugas : 1. Pengukur Waktu
tempuh.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri di belakang
garis start, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ‘ya’ calon berlari
secepat-cepatnya sampai melewati garis finish.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ‘ya’ sampai finish, setiap calon
diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik.
3.Tes
Kemampuan Kelincahan
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan
kelincahan calon
atlet
Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan lari 10 x
10 meter.
2.Stop Watch.
3.Pluit/bendera.
Petugas : 1. Pengukur Waktu
tempuh.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri di belakang
garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ‘ya’ calon berlari
secepat-cepatnya sampai melewati titik B menuju ketitik C, kembali ke titik B
terus berlari ketitik D, kembali lagi
ketitik B, dan dilanjutkan ketitik E dan lari kembali ketitik B terus mengarah
ketitik garis finish A.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ‘ya’ sampai finish, setiap calon
diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik.
Tes
Modifikasi Boormerang Run
Keterangan ; AB = BC = BD =
BE = 5 meter
4. Tes
Kemampuan Power Lengan
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak
otot lengan calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Bola medicine 1 Kg.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet duduk sejajar
tembok, dengan sikap kaki rileks dan punggung menempel pada dinding, Bola
medicin dipegang dengan dua tangan berada di depan dada atlet, kemudian
melontarkan bola sejauh-jauhnya.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan jarak yang terjauh saat bola jatuh pertama kali dengan satuan cm,
setiap calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik.
5.Tes Kemampuan Kelincahan (lari Bolak-balik)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan
kelincahan calon
atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan lari 5 x 5
meter.
2. Stop
Watch.
3.
Pluit/bendera.
Petugas : 1. Pengukur Waktu
tempuh.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri di belakang
garis start A, dengan sikap star melayang, saat aba-aba ‘ya’ calon berlari
secepat-cepatnya sampai melewati titik B, kembali ke titik A terus berlari
ketitik B, (Sebanyak 3 kali dititk A dan
3 kali titik B)
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan waktu yang tercepat mulai dari aba-aba ‘ya’ sampai finish, setiap calon
diberi kesempatan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik.
0
0
0 0
A
B
0
0
0
0
5
Meter
Gambar 2. Tes Lari bolak balik (Stutle Run)
Keterangan ; AB = 5 meter
6. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Kaki
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki
calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lapangan berdinding
2.
Stop watch
3.
Bola sepak
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Koordinasi pengambilan datanya
dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan
soccer wall volley. Dimana testee melakukan tendangan bola ke dinding dengan
sasaran dibuat pada dinding sepanjang 2.44 meter dengan tinggi 1.22 meter.
Daerah pembatas untuk melakukan tendangan ditandai pada lantai dengan ukuran
3.65 meter x 4.23 meter didepan daerah sasaran, jarak menendang 1.83 meter. Tes
dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik.
Penilaian : Skor dihitung dari semua
tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang
berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.61 dan
validitas diasumsikan dengan face validity..
1.22 meter Dinding
1.83 meter 2.44 meter
4.23 meter
3.65
meter
Gambar 3.
lapangan Tes Koordinasi
7. Tes Kemampuan Koordinasi Mata-Tangan
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan koordinasi mata-tangan
calon
atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lapangan berdinding
2.
Stop watch
3.
Bola basket
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Koordinasi pengambilan datanya
dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunkan
pass basket ball. Dimana testee melakukan lemparan bola ke dinding dengan
sasaran Jarak 1.20 meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing
waktu selama 20 detik.
Penilaian :
Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari
semua tendangan yang berhasil dilakukan. Tes ini memiliki nilai reliabilitas
sebesar 0.61 dan validitas diasumsikan dengan face validity..
1.22 meter Dinding
1.20 meter 2.44 meter
4..23 meter
3.65 meter
Gambar 4. Lapangan tes koordinasi
8. Tes Kelentukkan (Duduk dan Jangkau)
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan kelentukkan batang tubuh Dan sendi panggul calon
atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : Bangku berskla cm
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet duduk dilantai
dengan posisi kedua lutut lurus. Didepan alat sebuah bangku yang berskala cm.
Kedua tangan dengan jari tangan lurus ke depan sejajar lantai. Kedua tangan dijulurkan
ke depan secara perlahan-lahan sejauh mungin. Tes ini dilakukan dua kali secara
berturut-turut.
Penilaian : Skor terbaik dari dua
kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh
dikonversikan pada tabel norma berikut.
Tabel 2. Norma Sit
and Reach untuk usia 15-17 tahun
Katagori
|
Usia Untuk Putra
|
Usia Untuk Putri
|
||||
15
|
16
|
17
|
15
|
16
|
17
|
|
Sangat baik
|
> 18.0
|
>19.0
|
>19.5
|
>20
|
>21.0
|
>22
|
Baik
|
16.0–17.5
|
17.0-18.5
|
17.0-19.0
|
17.0-19.5
|
18.0-20.5
|
19.0-21.5
|
Cukup
|
13.5–15.5
|
14.0-16.5
|
14.5-16.5
|
14.0-16.5
|
16.0-17.5
|
17.0-18.5
|
Kurang
|
11.5-13.0
|
12.0-13.5
|
12.5-14.0
|
12.5-13.5
|
12.5-13.5
|
15.0-16.5
|
Sangat Kurang
|
<11.0
|
<11.5
|
<11.5
|
<12.0
|
<13.0
|
<14.5
|
Gambar 5. Tes
Kelentukkan sit and reach
9. Tes Kelentukkan (Angkat Badan atas/Trunk
Extention)
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan kelentukkan ekstensior Tubuh calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Penggaris berskala
cm.
2. Matras
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet telungkup kedua tangan
dibelakang paha dan ujung kaki lurus. Atlet mengangkat kepala dan badannya.
Kemudian ditahan sebentar untuk diukur. Atlet diukur jarak dari lantai ke dagu
dengan penggaris. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut.
Penilaian : Skor terbaik dari dua
kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh
dikonversikan pada tabel norma berikut.
Tabel 3. Norma Sit
and Reach untuk usia 15-17 tahun
Katagori
|
Usia Untuk Putra
|
Usia Untuk Putri
|
||||
15
|
16
|
17
|
15
|
16
|
17
|
|
Sangat baik
|
> 18.0
|
>19.0
|
>19.5
|
>20
|
>21.0
|
>22
|
Baik
|
16.0–17.5
|
17.0-18.5
|
17.0-19.0
|
17.0-19.5
|
18.0-20.5
|
19.0-21.5
|
Cukup
|
13.5–15.5
|
14.0-16.5
|
14.5-16.5
|
14.0-16.5
|
16.0-17.5
|
17.0-18.5
|
Kurang
|
11.5-13.0
|
12.0-13.5
|
12.5-14.0
|
12.5-13.5
|
12.5-13.5
|
15.0-16.5
|
Sangat Kurang
|
<11.0
|
<11.5
|
<11.5
|
<12.0
|
<13.0
|
<14.5
|
Gambar 6. Tes
Kelentukkan Trunk extention
10. Tes Kemampuan Power Lengan
Tujuan :
Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak otot lengan calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Bola Medicine 1
Kg/Bola basket.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet duduk sejajar
tembok dengan sikap kaki rileks dan punggung menempel pada dinding. Bola
medicine dipegang dengan dua tangan berada di depan dada atlet, Kemudian
melontarkan bola sejauh-jauhnya.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan jarak yang terjauh saat bola jatuh pertama kali dengan sauan cm, setiap
calon diberi kesempatan 3 kali dan diambil jarak yang terbaik.
Gambar 7.
Tes Shoot put
Tes Kemampuan Power Tungkai (loncat tegak)
Tujuan: Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak
otot tungkai
calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Dinding.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri dengan
kedua kaki selebar bahu menghadap ke samping dinding yang terdapat karton
manila berwarna hitam kemudian testee mengukur ketinggian awal (A) dengan
menandai serbuk kapur ke karton tersebut pada posisi tegak dengan meluruskan
satu tangan tersebut, kemudian testee melompat setinggi-tingginya dan menandai
lompatan dengan menempelkan serbuk kapur ke dalam kertas (B).
Penilaian : Skor diperoleh dengan catatan jarak
antara titik A dan titik B. dengan satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3
kali.
Gambar
8. Tes Vertikal jump
12. Tes Kemampuan Power Tungkai (Loncat jauh
tanpa awalan)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak
otot tungkai
calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan/matras.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri dengan
kedua kaki dibelakang garis, kemudian melakukan lompatan sejauh-jauhnya tanpa
awalan.
Penilaian :
Skor diperoleh dengan catatan jarak yang terjauh saat kedua kaki mendarat yang
terakhir, dengan satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3 kali.
Gambar
9. Tes lompat jauh tanpa awalan
13.
Tes Kemampuan Power Tungkai (Tiga kali lompat)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak
otot tungkai
calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan/matras.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri dengan
kedua kaki dibelakang garis, kemudian melakukan lompatan sebanyak 3 kali pada
satu kaki saja, pada saat hitungan ke tiga mendarat dengan dua kaki.
Dilanjutkan dengan kaki sebelahnya.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
catatan jarak yang terjauh saat kedua kaki mendarat yang terakhir, dengan
satuan cm, setiap calon diberi kesempatan 3 kali untuk kaki kanan dan kaki kiri
serta diambil jarak yang terbaik.
Gambar
10. Tes lompat tiga kali
14. Tes
Kemampuan Power Tungkai (Tiga kali lompat)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan dayaledak
otot tungkai calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. Lintasan/matras.
2.
Meteran.
Petugas : 1. Pengukur Jarak.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet berdiri dengan
kedua kaki dibelakang garis, kemudian melakukan lompatan sebanyak 3 kali pada
satu kaki saja, pada saat hitungan ke tiga mendarat dengan dua kaki.
Dilanjutkan dengan kaki sebelahnya.
15.
Tes Kemampuan Kekuatan otot perut (Sit Up)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan kekuatan
otot perut calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. matras.
Petugas : 1. Pengawas.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet pada sikap
telentang dan membengkokkan lutut dengan menjepit penggaris. Calon harus
menenpelkan kedua tangannya dibelakang telinganya dan melakukan sit-up dengan
cara menyentuh siku ke lutut. Gerakan dilakukan selama 30 detik
sebanyak-banyaknya.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
banyaknya ulangan yng dilakukan oleh calon dan apabila siku tidak menyentuh
lutut maka tidak dihitung pengulangannya. setiap calon diberi kesempatan 2
kali.
16.
Tes Kemampuan Kekuatan otot lengan (Push Up)
Tujuan : Untuk Mengetahui kemampuan kekuatan otot
lengan calon atlet Pencak silat.
Fasilitas
dan Alat : 1. matras.
Petugas : 1. Pengawas.
2. Pencatat Skor.
Pelaksanaan : Calon atlet pada sikap
telengkup dan menempatkan telapak tangan di lantai di bawah dada. Kemudian pada
aba-aba ‘ya’ calon melakukan push up dengan meluruskan lengan hingga lengan
lurus dan seluruh tubuh tetap lurus. Gerakan dilakukan selama 30 detik
sebanyak-banyaknya.
Penilaian : Skor diperoleh dengan
banyaknya ulangan yng dilakukan oleh calon dan apabila siku tidak lurus lagi
maka tidak dihitung pengulangannya. setiap calon diberi kesempatan 2 kali.
B. Pengukuran
Daya Tahan Jantung-Paru
17. Tes
Lari 15 menit (Tes Balke)
Tujuan :
Untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max.
Fasilitas
dan alat : (1)Meteran, (2)Lintasan yang datar, dan
(3)Stopwatch.
Pelaksanaan :
Dengan menggunakan start berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta
tes lari menempuh jarak sejauhnya selama 15 menit.
Penilaian
:
Jarak yang ditempuh selama 15 menit dicatat dalam satuan meter.
Untuk menghitung VO2 Max digunakan rumus berikut :
x meter
Vo2 Max = ( ------------------ - 133) x 0.172 + 33.3
15
Keterangan :
VO2max = Kapasitas Aerobik (ml/kg.BB/menit)
X = Jarak yang ditempuh
dalam meter.
15 =
Waktu 15 menit.
Contoh :
Atlet “Badu” melakukan tes Balke selama 15 menit.
Berhasil menempih jarak 3200 meter, maka :
X
meter
VO2max
= ( ------------------ - 133) x 0.172 + 33.3
15
3200 m
= (
------------------ - 133) x 0.172 + 33.3 =
47.11 ml/kg.BB/menit
15
18. Tes
Lari 1.6 Km
Tujuan : Untuk mengukur kapasitas aerobik atau
VO2Max
Fasiltas dan alat : 1. Meteran. 2)Lintasan yang
datar dan 3)Stopwacth
Pelaksanaan :
Dengan menggunakan start berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta
tes lari menempuh jarak sejauh 1.6 KM
Penilaian : Jarak yang ditempuh diambil waktu yang
terbaik dalam menit dan detik.
Tabel 4. Norma lari 1.6 KM untuk laki-laki
Katagori
|
Usia
|
|||
14
|
15
|
16
|
17
|
|
Sangat Baik
|
||||
Baik
|
||||
Cukup
|
||||
Kurang
|
||||
Sangat Kurang
|
>9:29
|
>8:51
|
>10:54
|
>10:39
|
Tabel 5. Norma lari 1.6 Km untuk Perempuan
Katagori
|
Usia
|
|||
14
|
15
|
16
|
17
|
|
Sangat Baik
|
||||
Baik
|
||||
Cukup
|
||||
Kurang
|
||||
Sangat Kurang
|
>12:11
|
>12:49
|
>12:33
|
>12:31
|
19.
Tes Lari Multitahap
Tujuan : Untuk
mengukur kapasitas aerobik atau VO2max.
Fasilitas dan alat :
1. Meteran, 2)Lintasan yang datar, dan 3)Kaset Bleep tes dan tape recorder.
Pelaksanaan :
Panjang lapangan 20 meter dan diberi tanda pada keujungnya, peserta tes lari
menempuh jarak 20 meter setelah ada tanda ‘tut’ dan kembali ke ujung stunya
setelah tanda ‘tut’ berikutnya. Kecepatan lari pada menit pertama disebut tahap
I, kecepatan kedua tahap 2 dan seterusnya.
Masing-masing level berlangsung kurang lebih selama
1 menit dan rekaman pita berlangsung meningkat sampai ke tahap 21. Akhir setiap
lari bolak-balik ditandai dengan sinyal ‘tut’
Penilaian :
Atlet melakukan semaksimal mungkin, jumlah terbanyak dari level dan balikan
sempurna yang berhasil diperoleh dicatat sebagai peserta tes.
20.
Pengukuran Anaerobik lari 300 Meter atau 400 meter.
Tujuan :
Untuk mengukur kapasitas anaerobik.
Fasilitas dan alat :
1. Meteran. 2)Lintasan yang datar,dan 3)Stopwatch
Pelaksanaan :
Dengan menggunakan start melayang, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta
tes lari menempuh jarak 300 meter atau 400 meter secepatnya. Jarak disesuaikan
pada kondisi setempat.
Penilaian :
waktu yang tercepat selama menempuh jarak 300 meter atau 400 meter.
B.
Instrumen Kemampuan Dasar Pencak Silat.
1. Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak
Silat.
Tujuan : Untuk Mengetahui Penampilan ketrampilan pencak silat atlet (Untuk Teknik Tendangan Lurus,
samping dan sabit)
Peralatan : 1. Sabuk/tali
2. Meteran
3. Tiang setinggi
2 meter (2buah)/diganti orang
utk memegang.
Petugas : 1. Pengukur ketinggian
2. Pencatat
3, Penjaga tiang.
Pelaksanaan : Atlet bersiap-siap berdiri di belakang
sabuk dengan jarak 60 cm (putri) dan 90 cm (putra) secara horisontal dan dengan
ketinggian 75 cm (putri) dan 100 cm (putra). Kemudian melakukan tendangan ditempat
dimana teknik tendangan harus melewati sabuk/tali, tanpa menyentuh, setiap
tendangan yang menyentuh sabuk/tali akan dikurangi 1. Setiap atlet melakukan
tendangan secara berturut-turut sebanyak 10 tendangan untuk kaki kanan dan 10
tendangn kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil nilai
tertinggi.
Penilaian :
Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi-kisi instrumen dan
dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila menyentuh tali. Indikator dalam
tes ini
adalah
: 1) Posisi Sikap pasang ;2)Angkatan ; 3)saat melepas tendangan/lintasan ; 4)
kembali ke sikap pasang.
Kisi-kisi
Instrumen Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat :
No
|
Indikator Tendangan Lurus/ samping/ Sabit
|
|||||
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
Posisi Sikap pasang (awal)
|
|||||
2
|
Lutut diangkat trelebih dahulu (lk 100
derajat)
|
|||||
3
|
Posisi badan saat angkatan kaki dalam
keadaan seimbang
|
|||||
4
|
Melepaskan kaki dengan keadaan lurus
|
|||||
5
|
Posisi badan saat lepasan kaki dalam
keadaan seimbang
|
|||||
6
|
Posisi kedua tangan merapat dengan badan
|
|||||
7
|
Menarik kaki dengan lutut merapat (lk 1000)
|
|||||
8
|
Posisi badan saat lutut merapat seimbang
|
|||||
9
|
Posisi kedua tangan di depan dada
|
|||||
10
|
Kembali kesikap pasang dalam keadaan
seimbang
|
Tabel Penilaian :
Nama :
……………………………………
Umur :
……………………………………
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Teknik Tendangan
|
Lurus Ka.
|
Lurus Ki
|
Samping Ka
|
Samping Ki
|
Sabit Ka
|
Sabit ki
|
Nilai
|
||||||
Pengurangan
|
||||||
Total
|
(Penilai I) (Penilai II) (Penilai III)
Tabel 3. Penilaian Penampilan Ketrampilan
Atlet yang disarankan
Katagori
|
Putri
|
Putra
|
Baik Sekali
|
80 – 100
|
85 – 100
|
Baik
|
71 – 79
|
74 – 84
|
Cukup
|
66 – 70
|
68 – 73
|
Kurang
|
56 – 65
|
61 – 67
|
Kurang Sekali
|
> 55
|
> 60
|
2. Pengukuran Kecepatan Tendangan Pencak
Silat.
Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan
Tendangan pencak silat atlet (Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit)
Peralatan : 1. Sandsack (diharapkan 50
Kg)/target (Hand Box)
2. Meteran
3.
Stop Watch
Petugas:
1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
2. Pencatat waktu
3,
Penjaga sandsack
Pelaksanaan : Atlet bersiap-siap berdiri di belakang
sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 50 cm
(putri) 60 cm (putra). Pada saat aba-aba ‘Ya’, atlet melakukan tendangn dengan
kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada
dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangn kanan secepat-cepatnya
sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri.
Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan
ketinggian Sandsack/target 75 cm (putri) dan 100cm (putra).
Penilaian : Skor
berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet
Formulir Penilaian
Kecepatan tendangan.
Nama :
…………………………………..
Umur :
…………………………………..
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Teknik Tendangan
|
Lurus Ka.
|
Lurus Ki
|
Samping Ka
|
Samping Ki
|
Sabit Ka
|
Sabit ki
|
Penampilan 1
|
||||||
Penampilan 2
|
||||||
Penampilan 3
|
||||||
(Penilai I) (Penilai
II) (Penilai
III)
Tabel 4. Penilaian Kecepatan Tendangan
Ketrampilan Atlet
Katagori
|
Putri
|
Putra
|
Baik Sekali
|
> 24
|
> 25
|
Baik
|
19 – 23
|
20 - 24
|
Cukup
|
16 – 18
|
17 - 19
|
Kurang
|
13 – 15
|
15 – 16
|
Kurang Sekali
|
< 12
|
<14
|
3. Pengukuran Kelincahan Tendangan Pencak
Silat.
Untuk
Teknik Tendangan Sabit
Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan
Kecepatan
Tendangan pencak silat atlet.
Peralatan:
1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
2. Meteran
3.
Stop Watch
Petugas:
1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
2. Pencatat waktu
3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan : Atlet bersiap-siap berdiri di belakang
sandsack/target dengan kedua kaki berada ditengah-tengah garis. Pada saat
aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangn sabit kanan dengan melompat, dimana kaki
kiri sebagai kaki tumpu berada di sebelah garis kanan, kemudian melakukan sabit
kiri dengan kaki kanan sebagai kaki tumpu yang berada di sebelah garis kiri. Setiap atlet melakukan
sebanyak 5 tendangan kaki kanan dan 5 tendangan untuk kaki kiri
secepat-cepatnya secara bergantian.
Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian
sandsack dengan ketinggian 75 cm (putrid) dan 100 cm (putra).
Penilaian: Skor berdasarkan waktu tercepat
penampilan atlet
Untuk Tendangan Samping
Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan
pencak silat atlet
Peralatan:
1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
2. Meteran
3. Stop Watch
Petugas:
1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
2.
Pencatat waktu
3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan:
Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan kedua kaki berada
ditengah-tengah garis. Pada saat aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangn samping
kanan dengan melompat, dimana kaki kiri sebagai kaki tumpu berada di sebelah
garis kanan, kemudian melakukan samping kiri dengan kaki kanan sebagai kaki
tumpu yang berada di sebelah garis kiri
sebanyak-banyaknya selama 15 detik. Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan
diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian sandsack dengan ketinggian 75 cm
(putri) dan 100 cm (putra). Jarak antara target dengan target sepanjang 200-210
cm yang berada di sebelah kiri dan kanan pesilat. (lihat gambar)
Penilaian : Skor berdasarkan waktu tercepat
penampilan atlet
Formulir Penilaian
Kelincahan tendangan.
Nama :
…………………………………..
Umur :
…………………………………..
Jenis Kelamin :
Laki-laki/Perempuan
Teknik Tendangan
|
Sabit Ka
|
Sabit Ki
|
Samping Ka
|
Samping Ki
|
Waktu Penampilan 1
|
-
|
-
|
||
Waktu Penampilan 2
|
-
|
-
|
||
Waktu Penampilan 3
|
-
|
-
|
||
Waktu Terbaik
|
-
|
-
|
(Penilai I) (Penilai
II) (Penilai
III)
Tabel 5. Penilaian Kelincahan Tendangan
Ketrampilan Atlet
Katagori
|
Putri
|
Putra
|
Baik Sekali
|
> 28
|
> 30
|
Baik
|
23 – 27
|
25 – 29
|
Cukup
|
18 – 22
|
20 – 24
|
Kurang
|
14 – 17
|
15 – 18
|
Kurang Sekali
|
< 13
|
< 14
|
4. Pengukuran Koordinasi Tendangan Pencak
Silat.
Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Koordinasi
Tendangan
Dan pukulan pencak
silat atlet.
Peralatan:
1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
2. Meteran
3. Stop Watch
Petugas:
1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
2.
Pencatat waktu
3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan:
Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan kedua kaki berada
ditengah-tengah garis. Pada saat aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangan dan
pukulan ke arah sandsack/target pada sasaran bidang setinggi 15 cm, selama
30 detik sebanyak-banyaknya. Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan diambil waktu
yang terbaik dengan ketinggian sandsack dengan ketinggian 75 cm (putri) dan 100
cm (putra).
Penilaian:
Skor berdasarkan jumlah serangan tangan dan kaki selama 30 detik yang mengenai
sasaran.
Formulir Penilaian
Koordinasi tendangan dan pukulan.
Nama :
…………………………………..
Umur :
…………………………………..
Jenis Kelamin :
Laki-laki/Perempuan
Penampilan/teknik
|
Serangan Tangan
|
Serangan
Tungkai/kaki
|
Penampilan 1
|
||
Penampilan 2
|
||
Penampilan 3
|
||
Jumlah
|
(Penilai I) (Penilai
II) (Penilai
III)
Tabel 6. Penilaian Koordinasi Tendangan dan
Pukulan Ketrampilan Atlet
Katagori
|
Putri
|
Putra
|
Baik Sekali
|
> 40
|
> 50
|
Baik
|
35 - 39
|
40
- 49
|
Cukup
|
29 - 34
|
36 - 39
|
Kurang
|
23 - 28
|
30 - 35
|
Kurang Sekali
|
< 22
|
< 39
|
Pemilihan Instrumen Tes
Dalam proses pembinaan mengambilan data merupakan keharusan
untuk melihat kondisi awal hingga proses perkembangan, dengan pengukuran dan
evaluasi dapat memiliki beberapa tujuan, diantaranya dapat menentukkan status,
klasifikasi, seleksi, bimbingan dan diagnosis, motivasi, pemeliharaan hasil,
kelengkapan pengetahuan, kegiatan penelitian. Akan tetapi tidak semua tujuan
cocok untuk segala situasi sepanjang waktu.
Evaluasi adalah
proses penentuan ukuran atau nilai dari data yang terkumpul. Juga dapat
dikatakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai.
Dari pengertian ini maka antara penilaian dengan
evaluasi hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan
sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan nilai saja.
Pengukuran dan
evaluasi yang tanpa tujuan akan menjadi suatu kegiatan yang tidak bermakna dan
tentu saja hal itu tidak dapat dibenarkan. Oleh sebab itu pengukuran dan
evaluasi harus mempunyai tujuan.
Agar evaluasi efektif
pengukuran harus dilakukan dengan tujuan yang jelas, sebelum tes dikelola kita
harus mengetahui tujuan atau sasaran yang hendak dicapai jika kita ingin
mengevaluasi hasil tes terhadap tujuan. Dalam evaluasi sasarannya harus jelas
jika tidak, maka akan berakhir dengan sebuah percobaan yang tanpa arah dan
tujuan.
Pengukuran dan
evaluasi harus dilakukan dan diawasi oleh orang-orang terlatih. Tidak setiap
orang dapat mengelola program evaluasi dengan baik. Merupakan suatu hal yang
sangat serius jika pengukuran dan evaluasi diserahkan kepada orang yang tidak
terlatih, lebih-lebih jika keputusan yang akan dibuat adalah merupakan suatu
keputusan yang sangat penting bagi anak didik.
Jika kemampuan awal
tidak diukur, kita tidak akan mengetahui sejauh mana keberhasilan mereka. Kita
tidak mungkin menyusun program yang dibutuhkan atlet jika tidak kita ketahui
dari mana mereka memulai.
Selalu menggunakan
tes yang valid, reliabel dan seobyektif mungkin. Kita harus selalu menggunakan
tes yang baku .
Tes yang baik adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur (valid), hasil
tes harus menunjukkan skor yang konsisten jika dilakukan orang yang sama pada
giliran yang lain (reliabel) dan hasil tes harus menunjukkan hasil yang sama
tanpa menghiraukan siapa yang melakukan pengetesan (obyektif).
Buku
ini sebagai pedoman Instrumen Pemanduan Bakat cabang Pencak Silat, semoga dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya di daerah, mengingat perkembangan Pencak Silat
ditingkat daerah dan nasional semakin pesat, lebih-lebih perkembangan Pencak
Silat di Manca Negara, semoga Perkembangan kita tidak tertinggal dari mereka
yang baru belajar pencak silat.
Adapun pemilihan instrumen yang disarankan
untuk cabang Pencak silat:
No
|
Komponen
|
Intrumen
|
TES BIOMOTORIK
|
||
Antropometri
|
Indeks Massa Tubuh
|
|
Kecepatan
|
20 Meter
30 Meter
|
|
Kelincahan
|
Lari Modifikasi Boomerang
Lari Bolak balik (Stutle run)
|
|
Koordinasi
|
Memantulkan bola sepak ke dinding
Memantulkan bola basket ke dinding
|
|
Kelentukkan
|
Duduk dan jangkau (Sit and reanch)
Angkat Badan ke atas (Trunk Extention)
|
|
Kekuatan
|
Sit Up
Push Up
|
|
Power
|
Lempar Bola (Shoot Put)
Loncat Tegak (vertical jump)
Lompat depan tanpa awalan
Lompat tiga kali
|
|
Dayatahan Aerob
|
Lari 15 Menit
Lari 1.6 KM
Multitahap
|
|
Anaerob (Stamina)
|
Lari 300 Meter
Lari 400 Meter
|
|
TES KETRAMPILAN
|
||
Kemampuan Dasar
|
Penampilan Ketrampilan Pencak Silat
|
|
Kecepatan Tendangan
|
Tendangan sabit 10 detik (kanan dan kiri)
Tendangan lurus 10 detik (kanan dan kiri)
Tendangan samping 10 detik (kanan dan kiri)
|
|
Kelincahan Tendangan
|
Tendangan sabit kanan kiri 15 detik
Tendangan samping kanan kiri 15 detik
|
|
Koordinasi Tendangan
|
Serangan beruntun selama 30 detik
(solospel)
|
Pilihan
Instrumen dapat dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan yang
diharapkan.